![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXkW2Rr385SI_O0pb7r7dv6KAkIHqdWnR7IYJa8Xx4NdrZEjRUn1gweIz4pQr_CcBE_SFafhFW8OLulN1-uCVk0tWU-7HJMKSs9DykCrsYIdwzXMrGBy-BTMRLSboZoO3yiMzel8nUfls/s320/CIMG7430-a.jpg)
Tahun lalu, Gramedia Matraman sempat menggelar program Obral Buku. Semula kulihat tak terlampau banyak pilihan. Karena buku yang dijual di program itu, nyaris selalu sama dengan obral yang ada di pameran buku, yang kebetulan, sudah banyak saya borong seperti tahun-tahun lalu. Akhirnya saya hanya membeli untuk keperluan perpustakaan yang kami dirikan di tanah leluhur, bersama teman-teman seangkatan SMA.
Beberapa waktu ke sini, di awal tahun 2011 ini, saya lihat Gramedia Matraman kembali menggelar program. Buku Hemat (Kumat), namanya. Awalnya, tak terlampau menarik juga, karena pilihan judulnya tak begitu banyak. Yang beruntung adalah anak-anak saya, karena berhasil meluluhkan hati saya untuk memborong 19 judul serial ensiklopedi Aku Suka Belajar yang dalam program itu hanya dijual 20 ribuan. Walhasil, saya tak terlampau tertarik mampir ke sudut ruang di mana program itu digelar.
Namun, beberapa hari kemarin, saya coba masuk kembali, karena saya merasa perlu melengkapi koleksi buku pintar anak saya tadi dengan judul ke-20. Tubuh dan Manusia. Hasilnya nihil. Tapi saya menjadi terbelalak, karena baru tahu bahwa setiap beberapa periode waktu, buku-buku yang masuk ke dalam program tersebut senantiasa berganti, bahkan dengan buku yang relatif baru.
Sungguh kaget ketika melihat buku Rara Mendut-nya Romo Mangun (2008) yang setebal 802 halaman itu hanya dijual seharga Rp 7.500,-! Ya, Anda tak salah liat! Tujuh ribu lima ratus ribu rupiah! Satu kali makan di warteg pun kurang...
Lalu saya lirik Primadona-nya N Riantiarno (2006),422 halaman, juga hanya dijual 7500 perak! Wow!
Lalu beralih ke Dari Langit-nya Rizal Mallarangeng (2008), 659 halaman, yang bahkan masih dicetak edisi ketiganya di tahun 2010 lalu, dijual 10.000 perak. Buku karya Kuskridho Ambardi, Mengungkap Politik Kartel (2009), juga 10.000 rupiah. Orang Batak Berpuasa-nya Baharuddin Aritonang (edisi revisi, 2008) yang dulu batal saya beli, juga 10.000 . Oz-nya Stefani Hid (2009), 7500 perak. Lalu ke Kumpulan Puisi Namaku Perempuan, novel Rumah Tumbuh, dan sebagainya. Semua berharga menakjubkan! :)
Hari itu, kudapat 10 buku bermutu hanya dengan 85 ribu! Wow, Alhamdulillah...
Kemarin, karena ada kepentingan mencari Anak Arloji-nya Mas Kef (Kurnia Effendi) yang rencananya akan saya hadiri launching-nya di Kalimalang nanti malam, saya kembali mampir ke sudut Kumat. Ternyata, sudah ada buku hemat yang baru lagi! Beberapa memang sudah masuk kloeksi perpus kecil saya. Tapi melihat murahnya buku itu sekarang, huwaaaa..... sempat nyesek juga. Hehe.
Dan masuk kantonglah buku Gelak Sedih serta Cinta Tak Ada Mati-nya Mas Eka Kurniawan yang masing-masing hanya dilego 3000 rupiah, Novel Jamangilak Tak Pernah Menangis Martin Aleida (3000 rupiah juga), Parang Tak Berulu Raudal Tanjung Banua (juga 3000!), Perang Bintang karya Dewi Sekar (5000 rupiah), dan beberapa buku lain. Walhasil, 7 buku hanya dengan 32 ribu! Lagi-lagi, Alhamdulilah...
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada penulis (hmm... penulis nggak dirugikan, malah diuntungkan dengan semakin banyaknya orang yang bisa membaca karyanya, bukan?), kegembiraan yang sangat saya rasakan manakala harga buku bisa terjangkau sedemikian hemat. Untuk ukuran kelaziman harga buku sekarang tentunya. Saya bayangkan, penerbit dan toko buku juga bersedia mengurangi keuntungannya dengan memperkecil prosentase haknya atas penjualan sebuah buku baru (untuk hak penulis, jangan ya! Kalau perlu ditambah! Hehehe...), pastilah semakin banyak orang yang bisa melek buku. Punya buku. Koleksi buku. Dan mencari buku baru.
Ah, seandainya begitu.
Eh, ini weekend. Jangan-jangan, koleksi buku yang dikeluarkan ke sudut Kumat baru lagi. Hunting lagi ah! Eh, ikutan juga yuk!
Salam buku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar